Ringkasan
Pasar Federasi Rusia menghendaki jenis teh medium grown dengan dominasi grade yang dikehendaki adalah broken grade (91%). Persyaratan nilai minimal untuk kriteria organoleptik (apperarance, rasa, warna, aroma, dan infusion) masing-masing hanya membutuhkan mutu sedang. Pada aspek cacat teh yang tidak diterima di pasar tersebut sebagian besar merupakan cacat teh yang utama saja.. Jenis kemasan, cara penyerahan, cara pembayaran, dan cara penjualan yang dikehendaki masing-masing adalah berupa kemasan paper sack, cara penyerahan Free on Board (FOB), cara pembayaran Letter of Credit (L/C) dan cara penjualan melalui jual beli sesuai dengan kebutuhan.
PENDAHULUAN Salah satu negara tujuan ekspor teh Indonesia adalah negara bekas Uni Soviet yaitu Federasi Rusia. Pada tahun 2000 ekspor teh Indonesia ke wilayah tersebut mencapai 2.517 ton atau 2,6% dari total volume ekspor teh Indonesia (ITC, 2001). Ekspor teh Indonesia ke wilayah tersebut menurun drastis selama lima tahun terakhir dari 8.617 ton pada tahun 1995, atau menurun dengan laju penurunan sebesar 21,8% per tahun.
Pangsa pasar teh Indonesia di pasar tersebut juga menurun drastis dari 5,3% pada tahun 1995 menjadi hanya 0,9% pada tahun 2000.. Saat ini pasar di wilayah tersebut telah dikuasai oleh India dan Sri Lanka yang masing-masing menguasai pangsa pasar sebesar 71,1% dan 15,8%.
Pasar teh di Federasi Rusia termasuk pasar teh yang cukup besar yang pada tahun 2000 mampu menyerap 161.085 ton atau 13,5% dari total impor teh dunia. Masyarakat di negara tersebut sangat fanatik terhadap minuman teh, seperti halnya masyarakat Inggeris dan Arab. Konsumsi teh per kapita di negara tersebut cukup tinggi yang pada tahun 1999 mencapai 630 gram/kapita. Diperkirakan tingkat konsumsi tersebut akan meningkat sejalan dengan pulihnya situasi politik dan daya beli masyarakat, karena pernah tercatat pada periode 1989-1991 tingkat konsumsi per kapita masyarakat Rusia mencapai 1.150 gram per kapita per tahun. Oleh kareba itu, kepulihan kondisi ekonomi dan peningkatan konsumsi teh tersebut perlu diantisipasi oleh pihak Indonesia.
Dari hasil pendugaan tingkat konsumsi teh dunia dengan menggunakan model ekonometrika teh yang terdiri dari 22 persamaan (18 persamaan struktural dan 4 persamaan identitas), diperkirakan selama periode 2003-2010 akan terjadi peningkatan konsumsi teh dunia menjadi rata-rata sekitar 1.337.148 ton, atau meningkat sebesar 16,6% dibandingkan konsumsi selama periode 1995-2000 (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2002). Diantara negara pengimpor utama teh dunia, hanya pasar Federasi Rusia yang akan mengalami peningkatan impor yang cukup drastis dengan rata-rata jumlah impor selama periode 2003-2010 akan mencapai 261.796 ton/tahun atau meningkat sebesar 38,5% dibandingkan rata-rata konsumsi per tahun selama periode 1995-2000. Di lain pihak, volume impor teh negara Inggeris, dan Pakistan diperkirakan akan sedikir menurun, sedangkan volume impor Amerika Serikat akan sedikit meningkat.
Dengan demikian., pasar teh Federasi Rusia diperkirakan akan menjadi pasar utama teh yang paling prospektif selama periode 2003-2010. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengembangkan pasar teh Indonesia di wilayah tersebut. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melakukan penyesuaian produk teh curah Indonesia dengan selera pasar industri hilir teh di wilayah tersebut. Penelitian untuk mengetahui selera pasar teh Federasi Rusia terhadap produk teh hitam curah orthodox sebagai salah satu jenis teh yang paling banyak diproduksi Indonesia (69,6%), belum pernah dilakukan.
Penelitian selera pasar Rusia yang pernah dilakukan hanya terhadap jenis teh hitam CTC (Curling, Tearing and Crushing). Dari hasil penelitian The United Planters’ Association of Southern India (UPASI) diketahui selera masyarakat Rusia terhadap produk teh hitam CTC yang menghendaki teh berbentuk granular, blakish, bersih dari kotoran, correct size, medium infusion, liquor dan bebas cacat, moderate colour, dan strength (Suprihatini, 1998). Selanjutnya, selera pasar industri hilir teh di Federasi Rusia terhadap teh hitam curah orthodox disajikan pada tulisan ini.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Data dan informasi primer mengenai selera pasar dan pemilihan atribut selera pasar dikumpulkan melalui wawancara dengan para responden pembeli teh Indonesia pada bulan Agustus-November 2002 Wawancara dilakukan pada seluruh pembeli teh yang menjadi anggota Jakarta Tea Buyers Association (JTBA). Pengumpulan informasi proses produksi teh dalam rangka meningkatkan kesesuaian produk teh Indonesia dengan selera pasar, dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan para pakar pengolahan teh yang berjumlah 5 orang dan 2 orang tea taster.
Data, informasi dan pengetahuan sekunder yang berkaitan dengan selera pasar teh, dikumpulkan dari beberapa sumber antara lain : ITC (International Tea Committee), ATI (Asosiasi Teh Indonesia), dan Kantor Pemasaran Bersama PTP Nusantara.
Metode Analisis data
Metode perhitungan bobot untuk pemilihan atribut (kriteria) selera pasar teh menggunakan metode Eickenrode (Maarif, 1999 dalam Hendrawan 2000), dengan langkah-langkah sebagai berikut.
• Responden diminta untuk meranking setiap kriteria.
• Membuat tabulasi sebagai berikut.
Perhitungan bobot (B1…..Bn) menggunakan rumus sebagai berikut.
Bi = Ni/Total Nilai
Ni = Nilai untuk kriteria ke i
Jrij = Jumlah yang memilih ranking ke j, untuk kriteria ke i
Rn-1= Faktor Pengali
Metode pengolahan data untuk analisis selera teh di pasar Federasi Rusia menggunakan perhitungan modus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prioritas Pemilihan Atribut Selera Pasar Teh
Dari hasil brainstorming dengan para responden, diperoleh 19 atribut yang dapat digunakan untuk analisis selera pasar. Hasil pemilihan prioritas atribut selera pasar disajikan pada Tabel 1. Terdapat 15 atribut yang digunakan untuk analisis selera pasar teh yaitu (1) jenis teh (low, medium, high grown); (2) dan grade yang diminta pasar (small, broken, leafy, mix) ; (3) rasa seduhan teh; (4) warna air seduhan; (5) appearance atau kenampakan teh kering; (6) aroma seduhan teh; (7) infusion atau kenampakan ampas dari teh yang telah diseduh; (8) berbagai jenis cacat rasa air seduhan teh; (9) berbagai cacat warna air seduhan teh; (10) berbagai cacat appearance;/kenampakan teh kering; (11) berbagai jenis cacat infusion; (12) jenis kemasan dan kekuatan kemasan yang digunakan untuk mengekspor teh; (13).cara penyerahan teh; (14) cara pembayaran; dan (15) cara penjualan.
Selera Pasar Teh Rusia
Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa pasar teh di dunia dapat dikelompokkan menjadi 11 kelompok yaitu: (1) pasar yang menghendaki teh jenis low grown dengan kombinasi seimbang antara leafy dan broken grade yaitu Timur Tengah (diluar Mesir, Pakistan, Afganistan, Iran dan Irak); (2) pasar yang menghendaki jenis low grown dengan dominasi leafy grade (lebih dari 65% kebutuhan) yaitu pasar Iran; (3) pasar yang menghendaki jenis teh medium grown dengan dominasi broken grade yaitu Federasi Rusia; (4) pasar yang menghendaki jenis teh low hingga medium grown dengan dominasi small grade antara lain Singapura, Malaysia, dan Mesir; (5) pasar yang menghendaki jenis teh low hingga medium grown dengan dominasi broken grade yaitu pasar Irak; (6) pasar yang menghendaki jenis teh low hingga medium grown dengan kombinasi seimbang antara small dan broken grade antara lain Pakistan dan Afganistan; (7) pasar yang menghendaki jenis teh high hingga medium grown dengan dominasi small grade, antara lain Polandia dan Hongaria; (8) pasar yang menghendaki jenis teh high hingga medium grown dengan dominasi broken grade, antara lain Jepang, Turki dan Eropa Timur pada umumnya; (9) pasar yang menghendaki jenis teh high hingga medium grown dengan kombinasi seimbang antara small dan broken grade, antara lain Eropa Barat pada umumnya (khususnya Inggeris, Belanda, Jerman) dan Australia; (10) pasar yang menghendaki semua jenis teh (low, medium, high grown) dengan dominasi small grade, antara lain Amerika Serikat dan Kanada; (11) pasar yang menghendaki semua jenis teh (low, medium, high grown) dengan komposisi seimbang antara small dan broken grade yaitu Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Dengan demikian, pasar teh Federasi Rusia dikelompokkan sebagai pasar yang menghendaki jenis teh medium grown dengan dominasi broken grade. Secara lengkap selera pasar teh Federasi Rusia disajikan pada Tabel 2.
Pasar Federasi Rusia menghendaki jenis teh medium grown dengan dominasi grade yang dikehendaki adalah broken grade (91%). Teh broken grade yang dikehendaki hanya terdiri dari BOPI (27,3%), BOP II (4,6%), BP (9,1%), BT (27,3%) dan BOP Fanning (22,7%). .Small grade yang dibutuhkan hanya sedikit yaitu sebesar 9% yang terdiri dari Fanning (4,5%) dan PF (4,5%).
Persyaratan nilai minimal untuk kriteria organoleptik (apperarance, rasa, warna, aroma, dan infusion) masing-masing hanya membutuhkan nilai 3 (mutu sedang). Pada aspek cacat teh yang tidak diterima di pasar tersebut sebagian besar merupakan cacat teh yang utama saja.. Pada rasa air seduhan teh, cacat yang tidak diterima adalah: Stewed, washy, weathery, gone off, coarse, ,raw, sweaty, thainted,over fired, smoky,bakey,burnt, fruity, dan sour. Pada kriteria warna, cacat warna air seduhan teh yang tidak diterima hanya dull. Untuk kriteria appearance teh kering, beberapa cacat yang tidak dapat diterima adalah brownish, grayish, reddish, stalky, dan fibrous.. Untuk cacat infusion, yang tidak dierima adalah greenish dan dark.
Beberapa persyaratan tambahan yaitu jenis kemasan, cara penyerahan barang, cara pembayaran, dan cara penjualan di pasar Rusia juga disajikan pada Tabel 2. Untuk jenis kemasan, para importir teh Rusia sebagian besar (60%) menginginkan kemasan jenis paper sack selebihnya (40%) dalam kemasan plastic polithene (PP). Hal ini dapat dimaklumi mengingat kemasan dalam paper sack lebih praktis, mengurangi masalah limbah, cukup aman, dan murah.
Pada aspek cara penyerahan barang, para responden menghendaki seluruhnya menggunakan cara penyerahan Free on Board (FOB). Pada aspek cara pembayaran, menghendaki pembayaran melalui Letter of Credit (L/C) sejumlah 80% responden, selebihnya (20%) menghendaki cara pembayaran melalui Cash After Document (CAD). Dalam hal cara penjualan yang umum dilakukan di pasar tersebut adalah jual beli sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan sangat fluktuasinya harga teh di pasar dunia.
Kondisi Mutu Teh Indonesia
Kondisi mutu teh Indonesia disajikan pada Tabel 3. Indonesia menawarkan semua jenis teh mulai dari high, medium hingga low grown tea. Teh Indonesia yang ditawarkan sebagian besar (50%) adalah jenis medium grown tea, selebihnya 39% low grown dan hanya 20% yang termasuk high grown tea. Untuk jenis grade yang ditawarkan, sebagian besar (56%) merupakan broken grade. Jumlah small grade mencapai 40% dari jumlah teh yang ditawarkan, sedangkan jumlah leafy grade yang ditawarkan sangat kecil yaitu rata-rata hanya 4% dari jumlah teh yang ditawarkan Indonesia.
Untuk atribut mutu organoleptik, ternyata seluruh nilai atributnya sudah lebih tinggi dari angka 3. Keunggulan teh Indonesia terletak pada aromanya yang rata-rata mencapai nilai 3,51. Di lain pihak, nilai appearance teh keringnya hanya mencapai rata-rata 3,15 yang merupakan nilai terendah dibandingkan dengan nilai atribut organoleptik lainnya. Nilai rata-rata rasa, warna dan infusionnya masing-masing mencapai 3,35; 3,29; dan 3,45.
Jenis cacat appearance yang sering dijumpai pada teh Indonesia adalah few tips, brownish, reddish, stalky, fibrous, dan cleanliness. Cacat warna yang sering dijumpai adalah light dan dull. Jenis cacat rasa yang sering dijumpai adalah high fire, smoky, bakey, burnt, malty, dan fruity. Untuk atribut infusion, jenis cacat yang sering dijumpai adalah dark.
Kemasan teh Indonesia untuk tujuan ekspor hampir seluruhnya menggunakan paper sack. Cara penyerahan barang sebagian besar (80%) dengan cara FOB, selebihnya 10% menggunakan CIF dan 10% lagi menggunakan C&F. Dalam hal cara pembayaran, 80% menggunakan irrevocable L/C, dan selebihnya menggunakan Cash After Document (CAD), Telegraph Transfer (TT), dan Promisory Note (PN). Cara penjualan sebagian besar (80%) merupakan cara jual beli yang disesuaikan dengan kebutuhan, namun terdapat pula cara penjulalan kontrak berjangka (20%) yang biasanya paling lama menggunakan jangka waktu satu tahun.
Tabel 3. Saran Penyempurnaan Proses Produksi Teh Indonesia
Dengan memadukan data dan informasi selera pasar teh Federasi Rusia (Tabel 2) dengan kondisi mutu teh Indonesia (Table 3) maka dapat diperoleh analisis perbedaan atau gap antara selera dengan fakta mutu teh Indonesia yang dihasilkan sehingga diperlukan penyempurnaan proses produksi teh di Indonesia untuk melayani selera pasar Federasi Rusia. Dalam merumuskan saran-saran perbaikan proses selain mengacu pada analisis perbedaan tersebut juga mengacu pada hasil kesepakatan 5 orang pakar pengolahan dan 2 orang tea taster.
Pasar teh Federasi Rusia merupakan pasar dengan selera sedang yang sesuai dengan rata-rata mutu teh Indonesia, sehingga pernyempurnaan proses produksi yang dilakukan tidak terlalu sulit. Analisis perbedaan antara selera pasar Federasi Rusia dengan fakta produksi teh Indonesia serta saran perbaikan proses produksi teh Indonsia secara lengkap disajikan pada Tabel 4. Pasar Federasi Rusia tersebut menghendaki jenis teh medium grown yang sebagian besar (91%) dalam bentuk broken grade. Oleh karena itu, pasar Federasi Rusia hanya sesuai untuk teh yang dihasilkan oleh kebun-kebun teh dengan elevasi antara 800 hingga1200 meter dari permukaan laut (dpl) yang banyak terdapat di Indonesia. Untuk jenis grade yang sebagian besar (91%) menghendaki jenis broken grade, sedangkan produksi broken grade teh Indonesia hanya 56%, maka diperlukan penyesuaian program penggulungan, penggilingan, sortasi basah dan sortasi kering teh hingga dihasilkan broken grade yang maksimum.
Persyaratan nilai minimal untuk kriteria organoleptik (apperarance, rasa, warna, aroma, dan infusion) masing-masing hanya membutuhkan nilai 3 (mutu sedang), lebih rendah dari rata-rata mutu organoleptik teh Indonesia yang berkisar antara 3,15-3,51. . Pada aspek cacat teh yang tidak diterima di pasar Federasi Rusia sebagian besar merupakan cacat teh yang utama saja.. Pada rasa air seduhan teh, cacat yang tidak diterima dan sekaligus banyak dijumpai pada teh Indonesia adalah high fired, smoky,bakey, burnt dan fruity. Pada kriteria warna, cacat warna air seduhan teh yang tidak diterima dan juga banyak dijumpai di Indonesia hanya dull. Untuk kriteria appearance teh kering, beberapa cacat yang tidak dapat diterima dan juga banyak dijumlai pada teh Indonesia adalah brownish, reddish, stalky, dan fibrous.. Untuk cacat infusion, yang tidak dierima dan banyak terdapat pada teh Indonesia adalah dark. Penyempurnaan proses produksi untuk mencegah cacat-cacat rasa tersebut dan perbaikan pelayanan purna jual disajikan pada Tabel 4. Dalam hal cara penyerahan barang, cara pembayaran dan cara penjualan, tidak diperlukan penyesuaian karena sudah sesuai dengan cara-cara yang digunakan Indonesia.
Pasar Federasi Rusia menghendaki jenis teh medium grown dengan dominasi grade yang dikehendaki adalah broken grade (91%). Persyaratan nilai minimal untuk kriteria organoleptik (apperarance, rasa, warna, aroma, dan infusion) masing-masing hanya membutuhkan mutu sedang.
• Jenis kemasan, cara penyerahan, cara pembayaran, dan cara penjualan yang dikehendaki masing-masing adalah berupa kemasan paper sack, cara penyerahan Free on Board (FOB), cara pembayaran Letter of Credit (L/C) dan cara penjualan melalui jual beli sesuai dengan kebutuhan.
• Pasar Federasi Rusia hanya sesuai untuk teh yang dihasilkan dari kebun-kebun teh dengan elevasi antara 800 hingga1200 meter dari permukaan laut (dpl).
• Untuk melayani pasar Federasi Rusia, diperlukan penyesuaian program penggulungan, penggilingan, sortasi basah dan sortasi kering teh sehingga dihasilkan broken grade yang maksimum.
• Diperlukan penyempurnaan proses produksi untuk mencegah timbulnya beberapa cacat rasa air seduhan teh (high fired, smoky,bakey, burnt dan fruity), cacat warna air seduhan teh (dull), cacat appearance teh kering (brownish, reddish, stalky, dan fibrous) dan cacat infusion (dark).
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Produksi Perkebunan. 2002. Laporan Studi Kebijaksanaan Penggunaan Model Komoditi untuk Penilaian Prospek dan Analisis Kebijakan Komoditi. Ditjen Bina Produksi Perkebunan.
Hendrawan. 2000. Kajian Pengembangan Usaha Agribisnis Sayuran di Perusahaan Pacet Segar, Cianjur, Jabar. Thesis Program Studi Magister Management Agribisnis. Program Pasca Sarjana, IPB
International Tea Committee. 2001. Annual Bulletin of Statistics 2001. International Tea Committee, London.
Suprihatini, R. 1998. Selera pasar masyarakat Rusia. Infoteh No.2, Mei 1998.
Sumber: ipard.com
Selera Pasar Teh Rusia Terhadap Teh Hitam Orthodox
Rating: 4.5
Diposkan Oleh: Indah Nurani
0 komentar:
Post a Comment