Oleh: Wahyuni Mulia Helmi
Apapun makanannya, minumannya adalah teh. Kalimat ini terasa sangat akrab di telinga kita, sebegitu akrabnya sampai-sampai kita mampu menghafalnya di luar kepala. Apakah anda termasuk orang yang terbiasa makan dengan diiringi minuman teh, sebaiknya anda kembali memikirkan kebiasaan ini.
Budaya minum teh (Camelia sinensis) sudah dikenal di China semenjak 3000 tahun sebelum masehi, yaitu semenjak Kaisar Shen Nung berkuasa. Di Jepang tradisi ini dikenal sejak masa Kamakaru (1192-1333) oleh pengikut Zen. Di indonesia teh pertama kali dikenal pada tahun 1686, yaitu ketika Dr. Andreas Cleyer yang berkebangsaan Belanda membawa tanaman ini ke Indonesia sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728 pemerintah Belanda mulai membudidayakan tanaman ini -terutama di pulau Jawa- dengan mendatangkan biji-biji teh dari China. Semenjak itu dimulailah kebiasaan untuk minum teh. Indonesia adalah negara penghasil teh kelima terbesar setelah India, China, Srilanka dan Kenya.
Dalam memenuhi angka kecukupan gizi, kita harus selalu memperhatikan asupan protein dan mineral. Senyawa polifenol yang dipercayai memberikan efek positif bagi kesehatan ternyata memberikan pengaruh yang sebaliknya pada jenis sumber gizi tertentu.
Senyawa yang berkhasiat ini mempunyai sifat yang reaktif dengan senyawa asam-asam amino yang berasal dari protein. Reaksi antara polifenol (tanin) pada teh dengan asam amino dari protein akan membentuk kompleks yang sangat sukar dipisahkan. Kompleks ini dikenal dengan nama kompleks kelat. Ikatan kompleks ini sangat kuat sehingga mampu menyebabkan masalah terhadap metabolisme tubuh. Kompleks yang terbentuk ini tidak dapat diserap oleh dinding usus akibatnya protein dari makanan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan antioksidan yang semula terdapat dalam minuman teh juga tidak dapat dimanfaatkan tubuh.
Apabila menu makan siang anda adalah nasi goreng dengan minuman teh maka sangat dianjurkan untuk mengganti minuman dengan jenis lain. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari makanan dan minuman sebaiknya minuman teh dikonsumsi secara terpisah, 2 atau 3 jam setelah makan adalah waktu yang baik untuk minum teh.
Minuman teh dan penyakit anemia
Minuman teh, di samping mempunyai efek yang menyembuhkan bagi suatu penyakit, ternyata juga bisa menjadi penyebab penyakit kronis bila penggunaan yang salah. Hal yang perlu dicermati antara lain adalah mengkonsumsi minuman teh dapat menurunkan kemampuan saluran pencernaan dalam menyerap mineral besi (Fe). Keadaan yang terus menerus akan mengakibatkan penyakit anemia Fe. Hal ini telah diteliti oleh Prof. Dr. Dr. H. Ponpon. S. Idjradinata, DSAK. Dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Oleh sebab itu tidak dianjurkan mengkonsumsi minuman teh yang banyak bagi wanita selama masa menstruasi. Hal ini disebabkan selama masa menstruasi ia akan mengeluarkan Fe bersama darah. Karena kondisi yang demikian wanita membutuhkan asupan Fe dari makanan secara maksimal. Bagi anak-anak dianjurkan untuk meminum air putih saja menimbang pada usia tersebut meraka memerlukan mineral Fe setiap saat untuk tumbuh.
Jadi pesanlah makanan anda dengan minuman lain dan nikmatilah minuman teh diwaktu yang berbeda.
Teh Talua: Minum Teh Cara Orang Minang
Di tanah Minang dikenal suatu minuman yang khas dan terkenal, yaitu minuman teh talua, minuman ini dibuat dengan cara mengocok telur dan gula di dalam gelas sampai terlihat mengembang dan kemudian dituang dengan air seduhan teh panas. Hal ini merukan suatu contoh kasus di mana protein yang ada pada telur tidak dapat dimanfaatkan seutuhnya. Seperti yang telah di jelaskan di atas setiap polifenol dalam teh akan bereaksi dengan asam amino yang ada dalam telur sehingga terbentuk kompleks yang sangat kuat yang tidak dapat dimanfaatkan tubuh.
Dalam sebuah tanggapan ada yang mengatakan bahwa itu tidak berpengaruh dan setelah makan teh telur badannya menjadi segar dan kuat, hal ini menandakan bahwa zat gizi dalam minuman itu dapat dimanfaatkan tubuhnya. Tanggapan seperti ini adalah tidak benar, tetapi juga tidak salah. Zat gizi yang ada pada telur memang akan tetap bisa dimanfaatkan tubuh tetapi jumlahnya telah dikurangi dengan gizi yang diikat oleh polifenol teh. Dan sisa tersebutlah yang akan memberikan pengaruh baik pada tubuh. Jika seandainya kita mengkonsumsi telur tidak beriringan dengan minuman teh maka gizi pada telur akan dapat kita manfaatkan seutuhnya.
Jika kita mengharapkan pemanfaatan maksimal dari telur yang kita makan, sebaiknya gantilah teh dengan kopi. Kopi telur akan memberikan manfaat besar pada tubuh karena kopi tidak mengandung senyawa polifenol sepertu yang ada pada teh. Akan tetapi jika anda meminum teh telur untuk menikmati kelezatannya dan bersifat untuk kesenangan semata, teh telur masih dapat di konsumsi, akan tetapi sebaiknya hanya sesekali saja.***
ADA APA DI BALIK KHASIAT MINUMAN TEH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment